1.5.13

Perubahan

Perubahan memang tidak bisa dipungkiri.
Seperti @pandji bilang bahwa, dunia terus berubah.
Dia memberi satu contoh, yaitu pabrik mesin tik sudah punah. Pabrik- pabrik lain menyusul seiring kemajuan jaman. Dan ini bukan jahat, ini keadaan yang tidak bisa dipungkiri. Perubahan.

Kalau saya boleh kasih contoh, wartel pun telah punah. Jaman sekarang siapa yang tidak punya telepon genggam yang bisa dibawa kemana- mana. Padahal wartel telah memberikan suatu kenangan. Masuk kedalam kotak yang besar, mengangkat gagang telepon, mengambil catatan nomor telepon yang dituju atau apabila kita telah hafal atau bahkan sering kali menelepon sang pujangga kita bisa langsung memencet sederetan angka yang tertera. Setelah menghabiskan beberapa jam untuk menelepon, kita keluar dari kotak besar itu dan datang ke kasir. Lalu kaget dengan jumlah tarif yang harus dibayar. Dan, kenangan kayak gitu yang mahal.

Itu kalau barang, kalau kita bicara perasaan? Kalau perasaan bisa berubah?
Saya yakin bisa, tapi setiap orang berbeda.
Ada satu contoh, beliau seorang wanita berumur 40 tahun. Ia menikah dengan seorang pria yang beda umurnya adalah 13 tahun. Mereka berpacaran saat sang wanita adalah seorang pelajar SMA kelas dua dan sang pria adalah pegawai swasta. Mereka menikah setelah sang wanita lulus SMA, dan akhirnya dikaruniai dua anak. Entah waktu yang pada akhirnya membuat suatu perubahan. Sang lelaki pergi dengan wanita lain, dan istrinya ditinggal begitu saja. Sekarang sudah sepuluh tahun semenjak perpisahan mereka. Sang pria masih dengan istri barunya. Dan bagaimana dengan sang wanita? Kalau anda semua berjuta- juta kali bertanya pada wanita ini, bagaimana perasaanmu terhadap suamimu?
Jawabannya akan selalu sama, " Sampai sekarang saya tetap mencintainya, saya tetap mendoakannya. Ini masih sepuluh tahun, belum berpuluh- puluh tahun. Mungkin saat saya sudah berkepala delapan, mungkin saat itu saya berubah. "



Dari, saya (anak sang wanita)
Untuk, segala macam perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar