Melihat cuplikan “Mata Najwa-Kartu Kuning Jokowi”,
membuat saya sadar bahwa masih banyak anak muda yang tidak serta merta menutup
mata terhadap sekelilingnya.
Bagi saya pribadi, apa yang dilakukan Zaadit
adalah hanya cara agar bisa diperhatikan. Ibaratnya, cara agar bisa dinotice
senpai lah. Jadi sikap beliau menurut saya adalah hal yang sepele dimana tidak
perlu diributkan apalagi sampai nge-bully. Justru dari sekian banyak aksi
mahasiswa yang ada dari jaman reformasi sampai sekarang, yang terpenting bukan
aksi apa yang mereka lakukan. Tapi alasan apa yang membuat mereka melakukan aksi
itu. Ngerti ceu enah??
Dari aksi kartu dijah yellow ini, ada 3 poin
penting yang ingin disampaikan terhadap pemerintah. Pertama dan yang paling
booming di jagad netizen se-endonesah raya adalah gizi buruk di Asmat. Kedua,
dwifungsi POLRI/TNI dan terakhir adalah draft permenrisdikti yang membatasi
pergerakan maha-benar-siswa.
Poin pertama aja, sudah bisa memunculkan dua kubu
yang masing-masing memiliki tagline “aku yang paling benal, dan kamu cemua
calah.” Tapi udahlah ya, kubu-kubu yang mengatasnamakan kebenaran ini mending
ndak usah kita bahas. Minum oh wadon aja, entar juga sembuh sendiri.
Di acaranya Mbak Nana (deuh, biar akrab gitu),
Zaadit bilang bahwa UI sudah membuat penggalangan dana untuk terbang dan
membantu warga Asmat (tanpa biaya pemerintah). Dan you-you know what? Baru 3
hari sudah terkumpul 120 juta-an, ini dia sendiri yang ngomong shay. WOW..
gelaaa seehh.. Lalu dari banyak berita yang beredar, UGM sendiri telah mengirim
bantuan bahkan sebelum aksi ini mem-booming.
Hal kayak gini perlu diapresiasi sih. Karena apa?
Karena dengan segala kesibukan dan tuntutan sistem pendidikan yang ada, mereka
masih mampu meluangkan waktu untuk orang lain. Iya, mikirin orang lain yang
orang lain-nya belum tentu mikirin kita (eugh.. perez).
Daripada kita debat kusir perlu atau pantaskah
aksi kartu kuning ini dilakukan. Lebih baik mari kita melihat lebih jauh
tentang alasan dibalik ini semua. Mau ini titipan politik kek, mau ini titipan
polayam kek. Yang terpenting kita bisa mengambil hal baik bahwa sesibuknya kita
sebagai pribadi, alangkah senangnya apabila bisa sadar bahwa kita hidup tidak
sendiri. Masih banyak orang lain yang membutuhkan tangan kita, merangkul mereka,
lalu mengajak mereka ke angkringan untuk ngopi, bertukar pikiran dan mendengar
keluh kesah mereka yang ternyata pusing mikirin uang rokok dipotong istri untuk
kredit mesin cuci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar