12.3.13

shareholder

Kata orang, di setiap hati manusia terdapat ruang-ruang yang hanya di isi untuk satu orang saja.
Satu orang yang datang dan mungkin juga akan pergi.
Tinggal waktu yang menuntunnya kapan datang dan kapan pergi.

Lalu, kamu? Kapan datang lagi ke hatiku?
Kalau pun aku punya ruang di hati untuk kamu tempati. Apa kamu punya ruang yang sama untuk aku tinggali?
Terserah, aku yang mulai lelah.
Pergi berkelana saja dirimu. Aku pun berkelana juga, jadi kita sama-sama berkelana.
Mencari orang yang tepat untuk di isi satu sama lain.
Tapi saran dari aku, jagalah orang itu baik-baik.
Jangan menempatkan dia sebagai orang yang hanya mengisi.
Buat dia juga sebagai pemegang saham di hatimu.
Jadi ruang yang di hatimu itu, tidak hanya sebagai ruang.
Tapi sebagai rumah, tempat kamu bertinggal selamanya.


dari aku,
untuk kamu

20.2.13

kembali Senja diam pada tempatnya

Banyak orang mengira dia hanya sosok pendiam penyuka sepi.
Ya, dia memang menyukai sepi sebagaimana adanya.
Tapi kalau kalian tahu. Dia tidak hanya diam.
Diam sambil berpikir. Seperti 'patung berpikir' karya Auguste Rodin.
Tidak lupa ditemani minuman hitam pekat yang sering kita sebut kopi.
Dan tentunya teman yang bisa di ajak bicara.
Maka, diamnya Senja akan berubah menjadi pemikiran menuju pembangunan.
Kelihatannya berlebihan?
Tidak. itu Senja apa adanya.

Senja yang Ayu


dari, saya
untuk, sosok yang saya beri bold-italic namanya

15.2.13

Do I deserve?

Much time has passed without us get through it together.
Honestly, sometimes I feel envious of my friends.

Every step she choose, there is always someone to accompany.
So many incidents when I think I need you here.
Just to accompany. No need to be stepping along.
Just accompany.

I'm getting tired with what the God give to me now.
It seems, I'm so not thankful right?
But, what I'm selfish if I just asked you to know that I need somebody like you.
Don't act, as if we don't have anything to continue
Am I too naive, to always hold the promise that might not keep?

You know, the more I write, the more questions that comes up.
But maybe, one last question.
Do I deserve, to live with you now or in the future?


From, me
For, us

13.1.13

aku harap tidak

para nelayan pergi ke laut
aku tak menyuruh mereka untuk kesana
diriku mencintaimu
aku tak menyuruhnya juga untuk bekerja sekeras itu

aku tidak bisa hanya menulis tentangmu dalam satu paragraf
butuh banyak kesempatan sampai raga ini kembali pada tanah
seperti kataku, aku punya banyak mimpi
tapi bersama kamu, aku yakin bisa mewujudkannya. semua

mari kita kembali pada masa putih abu-abu
dimana pertama kali aku dikenalkan padamu oleh seorang temanmu juga
entah mengapa saya begitu yakin
kalau kita tidak akan pernah merencanakan perpisahan

kita ini sudah besar
aku pikir tidak perlu saling menunjukkan
bahwa halnya kita masih saling sayang
apa aku yang punya rasa percaya yang kelewat tinggi?


dari, aku
untuk, kamu dan kalian yang tidak sadar bahwa jawaban dari pertanyaan di akhir ada di atas semua tulisan ini

22.12.12

Kebenaran

Kebenaran makin susah kelihatan.
Justru lawan katanya yang sangat mudah untuk dicari dan dibicarakan.
Sekarang ini, entah jaman apa namanya.
Lebih mudah kita sebut jaman edan.
Rakyat benar-benar tidak tahu harus cari kebenaran sama siapa.
Mereka bingung, lalu lupa sama Penciptanya.
Jangankan mereka, saya saja juga bingung.

Sekarang ini, cari kebenaran udah sama kayak susahnya ngebuktiin Tuhan.
Buat apa baca koran, kalau beritanya saja belum tentu benar.
Yang punya banyak uang, bisa punya televisinya sendiri.
Lalu memberikan iklan yang menyatakan dirinya benar.
Yang punya pengikut, mulai mengatasnamakan Yang Maha Esa.
Bilangnya disuruh pengikutnya.
Yang punya tahta, udah lupa tuh sama kulitnya.
Maunya kenyangin perut dia sama keluarganya saja.

Saya hanya orang yang baru lulus SMA.
Tapi belum meneruskan kuliah.
Salah satu alasannya, karena saya takut disuruh ikutan lempar batu.
Setelah tertangkap, malah sembunyi tangan.
Bodoh, sok berani kayak pahlawan.
Ngakunya mau membenarkan yang salah.
Padahal? Arti dari kebenaran saja tidak tahu benar.

Banyak orang yang mencari kebenaran.
Saking banyaknya, justru enggak pernah kelihatan.
Kebenaran jangan dicari, tapi dibuktikan.
Karena 'benar' derajatnya sudah betul.
Dan enggak ada yang salah dengan benar.


dari saya,
untuk seluruh dunia yang bilang kalau ini adalah salah.

1.12.12

n.b

tulisan ini sifatnya kalbu,
walau pada akhirnya hanya jadi abu.
saya coba berani,
mengungkapkan isi nurani.
saya tidak mengakui apapun,
tidak juga memohon ampun.
hanya beberapa kalimat,
tapi ini bukanlah umpat.
saya rindu kamu,
seakan saya tak pernah jemu.

memang,
dirimu itu sangat terkenang.
sampai kupeluk semua pertanyaan itu,
dan yang tersisa hanya satu.
kita janji bertemu di persimpangan,
padahal kemarin tidak ada perpisahan?

nb.
saya enggak tahu apa arti sebenarnya puisi ini.
tapi yang saya ingin ucap,
'saya terlalu takut untuk memeluk kamu seperti pertanyaan itu'.
mungkin saya merasa nyaman untuk di-peluk dan me-meluk.
tapi kamu?
saya tidak tahu perasaanmu,
bahkan saat kita saling memeluk,
menatap matamu saja tidak bisa kan?


dari saya,
untuk kamu WAK

19.11.12

Bukannya. Saya. Tidak. Sayang. Kamu

Bukannya saya.
Bukannya saya tidak.
Bukannya saya tidak mau.
Bukannya saya tidak mau kamu.
Bukannya saya tidak mau kamu disini.


Saya mau.
Saya mau untuk.
Saya mau untuk kamu.
Saya mau untuk kamu berada.
Saya mau untuk kamu berada disana.


Tidak cukup.
Tidak cukup untuk.
Tidak cukup untuk saya.
Tidak cukup untuk saya bersamamu.
Tidak cukup untuk saya bersamamu sekarang.


Sayang, sabarlah.
Sayang, sabarlah menunggu.
Sayang, sabarlah menunggu waktu.
Sayang, sabarlah menunggu waktu yang.
Sayang, sabarlah menunggu waktu yang halal.


Kamu harus.
Kamu harus percaya.
Kamu harus percaya aku.
Kamu harus percaya aku menunggumu.
Kamu harus percaya aku menunggumu disini.


Dari, aku.
Untuk, (lagi-lagi) kamu.