31.8.12

per(tanya)an

saya enggak tahu tentang
apa, kenapa, dan bagaimana

saya hanya butuh waktu (lagi)
tapi saya merasa
terlalu banyak waktu yang saya pinta untuk berpikir
lama-lama yang ada
waktu itu akan habis dengan sendirinya
karena saya terlalu banyak berpikir

apa yang saya butuhkan bukan hanya waktu?
mungkin... kamu
mungkin loh ya, mungkin

tapi kenapa kamu?
kenapa yang terlintas
yang saya butuh adalah kamu

bagaimana kalau saya salah
sampai akhirnya
hanya nilai nol lah yang saya punya?

entah
mungkin saya butuh berdoa
berharap pada Yang Maha Tunggal
untuk bisa menjawab semuanya




















dari saya,
untuk siapa?

24.8.12

2010-2011

ada yang salah.
saya tidak tahu lengkapnya apa.
tapi saya merasa ada yang salah.
bukan. bukan dari kubu kami, atau kubu mereka.
kedua kubu ini tidak ada yang salah di mata saya.
yang salah mungkin otak kami semua.
lantas? apa hati hanya sebagai perasa?

sama-sama tidak mau kalah.
wajar.
itu salah satu sifat manusia yang unik.
tapi akan sampai kapan tidak mau kalah?
padahal kita tahu.
'kalah' hanyalah kata.
beda dengan persepsi.
kalah. saya menganggap saya kalah, tapi jauh dari itu saya menang.
itu persepsi.
tapi ini bukan tentang kalah atau menang!
entah ini namanya apa?
organisasi? atau keluarga?
kami menganggapnya adalah pilihan terakhir.
mungkin beda dengan mereka.
mungkin ya. mungkin..

tapi jauh dari itu semua.
saya percaya.
ada saatnya mereka mengerti letak kami.
dan ada waktunya kami mengerti kenapa mereka seperti ini.



dari saya,
untuk kami dan mereka

21.8.12

REAListis

saya baru selesai menonton sebuah film, mari kita sebut dengan "merayu keras".
banyak pertanyaan yang muncul setelah saya menonton film itu.
seperti, em..

apakah saya bisa menjadi Kugy atau Keenan?
yang mencintai hobi mereka dan menjadikannya profesi?
ah.. andai itu yang akan terjadi beberapa tahun lagi.
kini ada satu tahun untuk mengajak otak dan hati saya untuk berpikir sekaligus merasa..
apa yang saya senangi untuk saya lakukan selama beberapa tahun ke depan.

saya sangat suka untuk bermimpi.
sangat suka untuk menjadi orang lain.
sangat suka menjadi apa yang saya suka.
saya juga berharap (banyak. eh tidak, sangat banyak) untuk bisa belajar lebih dalam, di fakultas film atau seni teater.
tapi untuk mengucapkan kemauan saya di depan laki-laki itu saja saya tak bisa.
entahlah.. saya yang tak bisa atau saya yang tak mau.
tapi saya rasa bukan pilihan kedua, dasar dari itu semua.

untuk pertanyaan berikutnya, mungkin saya akan sedikit terbuka mengenai ini.
dalam film itu, Kugy dan Keenan mempunyai cinta.
dan saya harap saya juga mempunyai cinta.
mereka bisa saling membantu untuk mewujudkan cita-cita mereka yang kata orang tidak realistis.

seperti kata saya barusan, saya sangat suka bermimpi.
saya pernah bermimpi untuk mempunyai seorang cinta yang berasal dari kalangan seni.
agar saya bisa menyelam sambil minum air.
mempunyai cinta, sekaligus belajar seni darinya.
tapi mimpi itu saya hilangkan dengan cepat.
hhahaa.. setelah saya pikir-pikir, saya tak ingin semuluk itu.
saya hanya ingin punya cinta yang bisa mengajari saya tak hanya seni.
tapi mungkin ekonomi? kimia? teknologi? agama? kesehatan? atau ilmu yang tak mempunyai nama sekalipun.
segalanya saya bisa pelajari dari cinta yang ini.

ehm, rumit ya?
ya, tapi itu yang saya harapkan. eh, apa yang saya mimpikan?



dari saya,
untuk mimpi- mimpi saya yang tak REAListis.

2.8.12

Untuk kamu

gelap aku disini
sunyi hatiku sepi

aku melihatmu berjalan kedepan
meninggalkan aku secara perlahan

aku mencoba melangkah untuk menyusulmu
walau langkah yang kuambil baru satu

tinggal empatbelas ribu seratus sebelas langkah lagi
untuk memegang tanganmu kembali

tapi, tunggu..
apa yang aku lihat membuatku gagu

kamu berjalan,
bukan karena ingin kedepan

tapi karena engkau ingin menjemput seseorang
yang sekarang kamu panggil 'sayang'


dari, aku yang dulu
untuk, kamu yang baru

9.7.12

Aku (part III)

aku gagal
dua tes yang aku ikuti tak ada hasilnya
aku tak perlu munafik untuk menyampaikan apa yang aku rasakan mendengar bahwa aku tak bisa membahagiakan Ibuku dengan cepat
aku sedih,kecewa,dan menyesal

aku merasa bingung
tak mengerti apa yang Tuhan mau terjadi dalam hidupku
selama tiga hari
aku bukan aku
tak tahu siapa yang ada dalam badanku

yang aku tahu
bahwa aku tak mungkin hanya berdiam,menyesal,dan sedih
aku mulai bergerak
mencari apa yang aku ingin cari
dan aku pun menemukan suatu teori

aku sedang berjalan lambat
bahkan sangat lambat dibanding temanku yang berjalan cepat atau sangat cepat
kami memang berjalan di satu jalan yang sama
aku melihat pohon di kananku, begitu juga dengan temanku
aku melihat bunga matahari, persis sama pula yang dilihat temanku

aku bertanya pada diriku
'mengapa Tuhan sengaja memberikan jalan yang lambat kalau ternyata aku dan temanku sama-sama melihat pohon dan bunga matahari?'
entah darimana jawabannya
aku mengerti

aku mungkin saja berjalan lambat
dan memang betul temanku berjalan sangat cepat
tapi aku lebih beruntung, karena apa yang aku lihat lebih terperinci dari pada mereka yang berjalan cepat
kalau mereka hanya tahu bahwa mereka melihat pohon, aku bisa lebih tahu bahwa itu pohon apel
kalau mereka hanya tahu bahwa mereka melihat bunga matahari, aku bisa lebih tahu bahwa bunga mataharinya ada banyak

jadi, aku menganggap
apa yang Tuhan kasih sekarang karena aku spesial
aku memang berjalan lambat
tapi hasil yang aku dapat akan lebih banyak dan bermanfaat daripada mereka yang berjalan sangat cepat
bukankah begitu teman?


dari aku, yang gagal akan berhasil
untuk kalian, yang juga akan berhasil denganku

4.7.12

dengan sederhana

bukan caraku
untuk mencintaimu
dengan luar biasa

bukan aku
yang mencintaimu
dengan para cupid didalamnya

semua itu
bukan aku
jelas bukan aku

aku
seorang biasa
yang mencintaimu

dan aku tahu,kamu tahu
dengan cara apa
aku mencintaimu

dengan sederhana, cinta


dari,dia (sang perempuan)
untuk,kamu lelakinya

25.6.12

Memorabilia

semua berawal dari suatu pemilihan
sampai pada akhirnya menjadi pilihan



ada yang ingin pergi
tak ada niat untuk kembali

dan ada yang datang
bergabung menjadi satu lambang



semuanya ada lima belas
dan tak pernah minta untuk dibalas

kami semua seperti keluarga
satu sama lain saling menjaga



suka berkumpul, menyusun rencana
tapi terkadang suka saling menghina



di ruangan sesempit itu semua ide dikumpulkan
sehingga menjadi kesepakatan



segala bentuk rasa ada di dalamnya
senang,sedih,kecewa,frustasi, tak luput juga ♥



dua tahun rasanya tak begitu lama
tapi yang terjadi tak mungkin begitu saja sirna

dan inilah kami
memorabilia yang tak pernah mati


dari, saya Jessica Permata
untuk, kalian 'sang memorabilia'